Akhir pekan yang cerah dimana kondisi pandemi di Indonesia akhir-akhir ini semakin membaik. Aktivitas di ruang publik semakin normal, sehingga kita bisa menemukan beberapa tempat yang ramai. Salah satunya adalah restoran ini yang membutuhkan waktu beberapa minggu bagi saya untuk melakukan reservasi terlebih dahulu karena setiap akhir pekan selalu penuh. The Langham Jakarta baru beroperasi tahun ini dan telah menarik antusiasme yang besar dari masyarakat Jakarta.
Tak terkecuali dengan restoran yang dibangun dengan konsep British yang mewah dan dikembangkan oleh chef asal Inggris, Tom Aikens yang mengelola restoran Michelin Star di London. Mengusung nama Tom’s by Tom Aikens dengan berbagai hidangan klasik Inggris. Lokasi restoran ini berada di lantai L, area resepsionis, dan bisa dibilang lantai 62.
Restoran dengan kapasitas area yang cukup besar, langit-langit yang tinggi, sentuhan sofa warna putih, biru, merah, dan lampu warna emas memberikan suasana ala Inggris pada ruangan tersebut. Terlihat pengunjung cukup ramai saat jam makan siang. Tidak bisa dipungkiri jika Anda mendapatkan area tempat duduk berjendela, Anda pasti akan melihat pemandangan kota Jakarta yang menakjubkan dari ketinggian.
Sedikit lucu ketika hendak memesan makanan dimana ketika salah satu server ditanya tentang menu favorit resto ini. Dia langsung menjawab bahwa semua menu di sini adalah favorit karena membawa restoran Michelin, sungguh lucu. Pengalaman saya mengunjungi beberapa restoran Bintang Michelin bahkan tidak pernah mendengar ungkapan itu.
Menu di sini tidak terlalu banyak dibandingkan dengan restoran Eropa lainnya di Jakarta. Sesuai dengan konsep restoran Inggris, kita akan menemukan berbagai hidangan Inggris yang terkenal seperti fish & chips, salad dengan 28 bahan, steak dan banyak lainnya. Menu yang saya pesan, starter Hand Dived Scallop, adalah hidangan seafood dengan 2 buah scallop yang diletakkan di atas olahan kembang kol dengan saus kari dan saus kari. Rasa gurih dan sedikit asamnya cukup nikmat, tekstur scallopnya sedikit kering namun tetap enak untuk dinikmati.
Kemudian Grated Slaw Mineral Overload, salah satu menu spesial Tom Aiken, salad dengan 28 macam bahan yang disiapkan bersama dengan saus unik antara cabai agave dan serrano. Cita rasanya sangat beragam, segar dan menambah nafsu makan. Berbagai rasa dan tekstur memberikan kombinasi sempurna meskipun server bahkan tidak tahu bahan apa yang digunakan pada menu.
Disusul dengan hidangan utama seperti Smithfield Bone Marrow Pie, sajian pie unik dalam mangkuk dengan sumsum tulang di tengahnya yang nikmat dinikmati selagi hangat. Kemudian di dalam pie terdapat olahan daging sapi dengan red wine yang bisa dinikmati bersama dengan pastry pie. Tekstur dagingnya sempurna dan empuk, hanya saja rasa dagingnya asin sehingga mendominasi seluruh masakan bahkan menutupi rasa sumsumnya.
Hidangan utama berikutnya, Wet Aged Striploin, adalah hidangan steak klasik Inggris dengan bumbu sederhana, garam & merica. Karena salah satu teman saya memesan daging menjadi medium, tekstur dagingnya agak keras, saya kira lebih baik yang medium-rare. Tapi saya bisa bilang daging yang digunakan sangat enak, Anda bisa menikmatinya dengan saus yang tersedia dan tambahan. Dengan saus Bordelaise, anggur merah yang khas, dan segar.
Kemudian Truffle Golden Ravioli, hidangan yang cukup banyak dipesan untuk dilihat di beberapa meja. Ravioli dengan kuning telur siap meleleh di dalamnya, kentang tumbuk asap dan truffle, hiasi indah dengan daun emas di atasnya. Untuk rasa nyaman yang lumayan, nah, aroma truffle tidak terlalu ada karena ditutupi rasa kental kuning telur dan kentang yang kental dan creamy.
Setelah itu, jangan lewatkan juga dessert seperti Sticky Toffee Pudding, menggunakan kurma Medjool sebagai bahan dasar puding, dibungkus dengan saus toffee muscovado dan disajikan terpisah dengan es krim baileys. Tekstur pudingnya lembut, aromanya harum dan rasa manisnya pas enak banget. Kemudian rasa unik es krim dengan kombinasi Baileys dan vanilla sangat menyenangkan.
Satu lagi Dessert Whiskey Dark Chocolate Tart, yang tak kalah menarik, sebagai pecinta cokelat, hidangan ini sangat berkesan. Rasa dark chocolate yang kuat sangat legit dan lumer di mulut. Dapat dinikmati dengan karamel asin untuk menambah sedikit rasa manis pada hidangan. Tapi tanpa saus saya sangat menikmatinya. Bisa dibilang dua dessert ini memang lebih berkesan dibanding hidangan lainnya. Meskipun saya bukan penggemar manisan.
Seluruh pengalaman di sini sepertinya hanya akan berkesan dari tempat dan interior restorannya. Aneka masakan yang saya coba rasanya biasa saja dan sudah sering saya temukan di berbagai restoran Inggris atau Eropa bahkan di Jakarta. Porsi porsi dengan konsep personal, tidak disarankan untuk sharing, atau bisa pesan kurang lebih 8 piring untuk 3 orang saja. Harganya tentu saja cukup tinggi dimana setiap orang harus merogoh kocek lebih dari Rp 300.000 per orang. Tidak masalah, cukup menarik untuk dikunjungi, makan indah di lantai paling atas dengan nama di bawah Michelin Star Chef. Anda mungkin penasaran dengannya.
Yovent, penulis konten penuh waktu dan influencer media sosial yang suka bepergian ke luar negeri dengan semangat dan antusiasme tinggi untuk menjelajahi dunia rakus. Tinggal di Jakarta dengan keragaman budaya, makanan, tren, dan gaya hidup memberinya banyak inspirasi untuk membuat cerita. Blogging sejak 2014, dengan pengalaman lebih dari 5 tahun, ia memiliki kapasitas yang baik untuk bekerja di bidang penulisan & fotografi makanan.
Tom Oleh Tom Aiken,
The Langham Jakarta
Telp: +6221 2708 7888