Saya lahir di Medan, ibu kota Sumatera Utara, dan menghabiskan masa kecil saya di sana. Wajar jika saya sangat menyukai masakan dari Medan. ๐ Salah satu contohnya adalah soto medan, soto ayam yang dimasak dengan kuah santan, dan percaya atau tidak, kami menyebutnya soto dulu karena tidak ada yang akan bingung soto yang Anda maksud. Baru setelah keluarga saya pindah ke Jakarta, saya baru menyadari bahwa sebenarnya ada sederetan hidangan yang memusingkan yang disebut soto, masing-masing berasal dari daerah yang berbeda di Indonesia. Jika Anda tertarik dengan beberapa masakan soto lainnya dari seluruh Indonesia, Anda dapat memeriksa posting saya di Soto Betawi dan Soto Lamongan. Saya berencana untuk meliput lebih banyak hidangan soto di masa depan, jadi pantau terus.
Foto Terbaru (22/11/2018)
Saya sering memasak ulang semua resep saya, dan terkadang, ketika saya tidak dilanda kemalasan seperti biasanya, saya akan ingat untuk mengambil foto baru! Nah, berikut ini beberapa foto terupdate. Saya akan menyimpan foto lama di sini karena masih relevan, mungkin tidak secantik itu. ๐
Paha/paha ayam?
Jika Anda bertanya-tanya mengapa foto menunjukkan stik drum alih-alih paha, Anda bisa menggunakan keduanya. Sering kali, freezer saya diisi dengan stik drum alih-alih paha. Saya hampir selalu memiliki daging paha tanpa tulang tanpa kulit, tetapi itu tidak terlalu cocok untuk soto Medan. Kulit dan tulang berkontribusi pada sup yang jauh lebih kaya. Dan percayalah, Anda menginginkan sup yang jauh lebih kaya, dan bukan versi encer dari yang seharusnya.
Substitusi lain yang dapat diterima
Dan sementara kita berbicara tentang substitusi. Berikut adalah beberapa bahan yang dapat Anda ganti dengan aman:
- bawang merah : bawang bombay/bawang merah (berat sama)
- kemiri: macadamia/almond (berat sama)
- herba segar: herba kering, seperti lengkuas, jahe, dan kunyit
- daun jeruk purut: kulit jeruk nipis (1 daun = 1 kulit, jadi banyak jeruk!)